Rumoh Aceh (rumah adat Tradisional Aceh) merupakan rumah panggung yang miliki tinggi beragam sesuai dengan arsitektur si pembuatnya, namun pada kebiasaannya memiliki ketinggian sekitar 2,5 - 3 meter dari atas tanah. Terdiri dari tiga atau lima ruangan di dalamnya, untuk ruang utama sering disebut dengan rambat.
Komponen utama
Meski di tiap kabupaten/kota detilnya berbeda, rumoh Aceh secara umum memiliki komponen utama yang sama. Komponen utama rumoh Aceh ini diungkap dalam buku Budaya Masyarakat Aceh.
Komponen itu adalah:
-Seuramou keu (serambi depan) , yakni ruangan yang berfungsi untuk menerima tamu laki-laki, dan terletak di bagian depan rumah. Ruangan ini juga sekaligus menjadi tempat tidur dan tempat makan tamu laki-laki.
-Seuramou-likoot (serambi belakang), fungsi utama ruangan ini adalah untuk menerima tamu perempuan. Letaknya di bagian belakang rumah. Seperti serambi depan, serambi ini juga bisa sekaligus menjadi tempat tidur dan ruang makan tamu perempuan.
- Rumoh-Inong (rumah induk), letak ruangan ini di antara serambi depan dan serambi belakang. Posisinya lebih tinggi dibanding kedua serambi tersebut. Rumah induk ini terbagi menjadi dua kamar. Keduanya dipisahkan gang atau disebut juga rambat yang menghubungkan serambi depan dan serambi belakang.
- Rumoh-dapu (dapur), biasanya letak dapur berdekatan atau tersambung dengan serambi belakang. Lantai dapur sedikit lebih rendah dibanding lantai serambi belakang.
- Seulasa (teras), teras rumah terletak di bagian paling depan. Teras menempel dengan serambi depan.
- Kroong-padee (lumbung padi), berada terpisah dari bangunan utama, tapi masih berada di pekarangan rumah. Letaknya bisa di belakang, samping, atau bahkan di depan rumah.
- Keupaleh (gerbang), sebenarnya ini tidak termasuk ciri umum karena yang menggunakan gerbang pada umumnya rumah orang kaya atau tokoh masyarakat. Gerbang itu terbuat dari kayu dan di atasnya dipayungi bilik.
- Tamee (tiang), kekuatan tiang merupakan tumpuan utama rumah tradisional ini. Tiang berbentuk kayu bulat dengan diameter 20-35 cm setinggi 150-170 cm itu bisa berjumlah 16, 20, 24, atau 28 batang. Keberadaan tiang-tiang ini memudahkan proses pemindahan rumah tanpa harus membongkarnya.
Di masa lalu, atap rumoh Aceh terbuat dari rumbia. Jika terjadi kebakaran, atap rumbia itu bisa diturunkan hanya dengan memotong salah satu tali pengikat yang terbuat dari rotan atau ijuk.
Dulu, di depan tangga menuju rumah, biasanya terdepat guci. Benda ini berfungsi untuk menyimpan air untuk cuci kaki setiap hendak masuk ke rumah.
Salah satu bagian yang juga penting pada rumoh Aceh adalah tangga. Biasanya, tangga rumah terletak di bawah rumah. Setiap orang harus menyundul pintu dengan kepala supaya terbuka dan bisa masuk. Jumlah anak tangganya, selalu ganjil. Satu lagi yang khas dari rumoh Aceh adalah bangunan tersebut dibuat tanpa paku.
What's a Beautiful Day
Thanks for your AttentionCreate something, Have a good Day...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment