Frederich Silaban (lahir di Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912 – meninggal di Jakarta, 14 Mei 1984 pada umur 71 tahun) adalah seorang arsitek generasi awal di negeri Indonesia.
Dia merupakan seorang arsitek otodidak. Pendidikan formalnya hanya setingkat STM (Sekolah Teknik Menengah) namun ketekunannya membuahkan beberapa kemenangan sayembara perancangan arsitektur, sehingga dunia profesipun mengakuinya sebagai arsitek.
Dan seiring perjalanan waktu, ia terkenal dengan berbagai karya besarnya di dunia arsitektur dan rancang bangun dimana beberapa hasil karyanya menjadi simbol kebanggaan bagi daerah tersebut.
Frederich Silaban telah menerima anugerah "Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil" berupa Bintang Jasa Utama dari pemerintah atas prestasinya dalam merancang pembangunan Mesjid Istiqlal.
Karya:
- Gedung Universitas Nommensen - Medan (1982)
- Gelora Bung Karno - Jakarta (1962)
- Rumah A Lie Hong - Bogor (1968)
- Monumen Pembebasan Irian Barat - Jakarta (1963)
- Markas TNI Angkatan Udara - Jakarta (1962)
- Gedung Pola - Jakarta (1962)
- Gedung BNI 1946 - Medan (1962)
- Menara Bung Karno - Jakarta 1960-1965 (tidak terbangun)
- Monumen Nasional / Tugu Monas - Jakarta (1960)
- Gedung BNI 1946 - Jakarta (1960)
- Gedung BLLD, Bank Indonesia, Jalan Kebon Sirih - Jakarta (1960)
- Kantor Pusat Bank Indonesia, Jalan Thamrin - Jakarta (1958)
- Rumah Pribadi Friderich Silaban - Bogor (1958)
- Masjid Istiqlal - Jakarta (1954)
- Frederich Silaban memenangkan sayembara pembuatan gambar maket Masjid dengan motto (sandi) "Ketuhanan" yang kemudian bertugas membuat desain Istiqlal secara keseluruhan. Istiqlal ini juga merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara pada tahun 1970-an
- Gedung Bentol - Jawa Barat (1954)
- Gedung ini merupakan bagian dari Istana Kepresidenan Cipanas yang terletak di jalur jalan raya puncak, Jawa Barat dan berlokasi tepat di belakang gedung induk dan berdiri di dataran yang lebih dari bangunan-bangunan lain. Gedung yang sering disebut sebagai tempat Soekarno mencari inspirasi dinamakan Gedung Bentol karena seluruh dindingnya ditempel batu alam yang membuat kesan bentol-bentol.
- Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata - Jakarta (1953)
- Kampus Cibalagung, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)/Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) - Bogor (1953)
- Sekolah pertanian ini telah melahirkan sejumlah tokoh kawakan di berbagai bidang. Beberapa di antaranya bahkan pernah menjabat sebagai menteri. Padahal sekolah yang kini berumur seabad ini sejatinya "kawah candradimuka" bagi penyuluh dan teknisi di bidang pertanian.
- Rumah Dinas Walikota - Bogor (1952)
- Kantor Dinas Perikanan - Bogor (1951)
- Tugu Khatulistiwa - Pontianak (1938)
- Tugu ini dibangun pertama kali pada 1928 oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda. Pada 1938 dibangun kembali dan disempurnakan oleh Frederich Silaban. Pada 1990 dibangun duplikatnya dengan ukuran 5 kali lebih besar untuk melindungi tugu khatulistiwa yang asli. Pembangunan yang terakhir diresmikan pada 21 September 1991
Post a Comment