Bekisting Plastik Untuk Proyek Konstruksi

0 comments
Kayu yang sering digunakan sebagai bekisting semakin sulit didapatkan dan area hutan sebagai bahan baku kayu pun semakin berkurang. Penebangan hutan dihadapkan pada permasalahan yang semakin hari semakin besar yaitu pemanasan global (Global Warming).

 Dalam dunia konstruksi di Indonesia, penggunaan bekisting kayu hampir belum ada penggantinya. Proyek konstruksi di Indonesia sepertinya masih sangat menggantungkan kayu sebagai material utama pembuatan bekisting. Ada alternatif dengan menggunakan material baja atau besi, namun penggunaannya masih terbatas karena material tersebut memiliki berat jenis yang tinggi sehingga menimbulkan masalah kesulitan pelaksanaan dalam aplikasinya.

Selama ratusan tahun negara kita merupakan penghasil bahan baku dari hutan yang besar. Bisa jadi merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Namun itu dulu… Sekarang dengan banyaknya penebangan hutan secara liar dan eksploitasi yang besar-besaran, hutan kita semakin menyusut sehingga saat ini kita mulai menghadapi kelangkaan kayu sebagai bahan bekisting dalam pengerjaan proyek konstruksi.Coba perhatikan saja banyaknya volume kayu yang dibutuhkan untuk bekisting dalam suatu proyek.
Gambar 1. Elemen- elemen Bekisting dalam Suatu Proyek Konstruksi
Itu baru penggunaan bekisting dalam 1 ruangan saja loh... Coba bayangkan berapa banyak kayu yang dibutuhkan untuk bekisting dalam proyek besar seperti di bawah ini...

Gambar 2. Keseluruhan Penggunaan Bekisting Kayu dalam Proyek Konstruksi

Berdasarkan pengalaman selama mengerjakan proyek, bekisting pekerjaan struktur beton telah menghabiskan begitu banyak kayu yang setelah digunakan, tidak dapat diolah kembali dan menjadi masalah baru yaitu sampah. Penggunaan kayu bekisting merupakan satu-satunya hal yang membuat pelaksanaan konstruksi masih belum bisa dikatakan ”green”. Penggunaan begitu banyak kayu telah membuat enviromental assesment pada perusahaan kontraktor yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 14000 tidak begitu bagus. Masalah ini telah menjadi handycap yang harus diselesaikan.

Sudah saatnya kita mulai memikirkan alternatif lain selain kayu sebagai bahan bekisting. Beberapa tahun terakhir telah ada produk bekisting yang menggunakan bahan dasar plastik yang dikompositkan dengan bahan fiber glass. Bahan plastik yang dikompositkan dengan fiber glass tersebut memiliki kemampuan yang sama, bahkan lebih baik dari kayu untuk digunakan sebagai bekisting.

Banyak pabrik di luar negeri telah memproduksi sistem bekisting plastik ini secara massal. Bekisting plastik yang mereka buat dapat digunakan untuk elemen struktur pondasi, kolom, dinding dan pelat lantai. Hal ini berarti hampir semua elemen struktur beton dapat menggunakan sistem bekisting plastik yang mereka produksi. Beberapa perusahaan yang telah memasarkan produk sistem bekisting plastik / Plastic Formwork System antara lain:
  • Hangzhou Yongshun Plastic Industry.
  • EPIC ECO. 
  • Moladi.
Berikut ini adalah contoh aplikasi penggunaan bekisting plastik dalam beberapa proyek konstruksi :

 Gambar 3. Aplikasi Penggunaan Bekisting Plastik Untuk Sloof

 Gambar 3. Aplikasi Penggunaan Bekisting Plastik Untuk Pelat Lantai
Gambar 4. Aplikasi Penggunaan Bekisting Plastik Untuk Core Wall
Gambar 5. Aplikasi Penggunaan Bekisting Plastik Untuk Kolom

Material plastik untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide yang brillian. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki keunggulan yang lebih dari pada kayu disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah keunggulan bekisting plastik:
  1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau bentuk.
  2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting. 
  3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting.
  4. Tidak berkarat.
  5. Tidak gampang rusak oleh air sehingga cocok untuk konstruksi bawah tanah dan lingkungan berair.
  6.  Efisien secara biaya.
  7.  Kualitas hasil yang lebih baik.
  8.  Gampang dipasang dan dilepas sehingga mengurangi biaya upah.
  9. Daya tahan lama, dapat digunakan 40-70 kali. Ada produk yang dapat digunakan hingga 1000 kali.
  10. Dapat dibor, dipaku, diketam, dan diproses seperti digerjaji.  
Terlihat bekisting plastik memiliki banyak keunggulan dibanding dengan bekisting kayu baik dari sisi mutu, biaya, dan waktu. Bagi Owner dan Perencana, bekisting plastik akan menurunkan biaya proyek. Sedangkan bagi kontraktor, bekisting plastik akan mempercepat pelaksanaan. Bagi Pemerintah dan Masyarakat luas, bekisting plastik akan mengurangi penggunaan kayu secara signifikan sehingga sangat membantu dalam pelestarian lingkungan.


G+

Post a Comment

Konstruksi Dinding Bambu dengan Plesteran

0 comments
       Kekayaan alam indonesia memang sangat luar biasa sekali, tinggal apakah kita mau memanfaatkan secara maksimal atau tidak. 

Bambu sebagai salah satu jenis kekayaan alam yang saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal.

       Upaya peningkatan dalam penggunaan bambu telah banyak dilakukan salah satunya adalah penggunaan bambu sebagai dinding rumah dengan penambahan plesteran pada bagian luar.


       Konsep ini merupakan konsep rumah murah dengan memanfaatkan potensi daerah, bambu digunakan sebagai dinding sekaligus rangka rumah dengan penambahan perkuatan berupa plesteran.








G+

Post a Comment

Design Rumah bambu tahan gempa

0 comments
Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan.

       Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak". 

Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja. Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa.
 


Pada prinsipnya, rumah bambu tahan gempa 
harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

    Mengunakan bambu yang sudah tua, 
    sudah diawetkan dan dalam keadaan kering,
    Rumah bambu didirikan di atas tanah yang rata ( padat )


    Pondasi dan sloof (sloof diangker ke pondasi di setiap jarak 50-100 cm) mengelilingi denah rumah,


    Ujung bawah kolom bambu masuk sampai pondasi, 
    diangker dan bagian dalam ujung bawah kolom diisi dengan tulangan dan mortar),


    Elemen dinding yang berhubungan dengan sloof 
    atau kolom harus diangker di beberapa tempat,


    Di ujung atas kolom diberi balok ring yang mengitari denah bangunan, 
    elemen dinding juga harus di angker dengan balok ring tersebut,


    Bila ada bukaan dinding seperti angin-angin, jendela dan pintu, 
    harus diberi perkuatan di sekeliling bukaan tersebut,


    Pada setiap pertemuan bagian dinding dengan bagian dinding lainnya, 
    harus ada kolom dan dinding diangker kolom tersebut,


    Rangka atap (kuda-kuda) bisa dikonstruksi dengan tumpuan sederhana (sendi-rol), 
    di mana setiap dudukan rangka atap harus diletakkan pada posisinya, 
    dan perlu diangker dengan kolom,


    Ikatan angin pada atap harus dipasang di setiap antar kuda-kuda. 
    Ikatan angin ini dipasang pada bidang kemiringan atap di bawah penutup atap, 
    dan pada bidang vertikal diantara dua kuda-kuda.




      Kelebihan penggunaan bambu sebagai bahan bangunan :


      - Bambu dikenal sebagai bahan bangunan yang dapat diperbarui


      - Tidak perlu menggunakan tenaga terdidik,
      Cukup menggunakan alat-alat sederhana yang mudah didapat di sekitar kita,


      - Cukup nyaman tinggal di dalam rumah bambu,


      - Masa konstruksi sangat singkat,


      - Biaya konstruksi murah.



      Di samping kelebihan di atas, 
      bangunan bambu mempunyai kekurangan antara lain :


      - Belum hilangnya konotasi di masyarakat bahwa bambu dikenal sebagai bahan bangunannya orang miskin,


      - Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan,


      - Belum ada standar nasional rumah bambu.

      - Keawetan bahan bangunan bambu adalah kombinasi dari pengawetan dan desain bangunan itu sendiri.



             Pengawetan melindungi bangunan bambu dari musuh biologis yakni kumbang bubuk, rayap dan jamur. Sedangkan desain bambu juga haruslah bersahabat dengan bahan bambu dan mampu melindungi bambu dari kelembaban, air hujan serta panas matahari terik yang dapat merusak fisik bambu.




      Beberapa jenis bambu yang sering digunakan 
      untuk bangunan bambu adalah:

        - Bambu petung/betung

              Berdiiameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang paling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.


        - Bambu hitam atau bambu wulung

               Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.



        - Bambu apus atau tali

               Banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.







        G+

        Post a Comment

        Konsep Dasar Design Tritisan

        0 comments
        Tritisan merupakan bagian dari bangunan atap tambahan yang berdiri sendiri atau bisa juga berupa perpanjangan dari atap utama [Sukawi,2008].
         
        Konsep topi atau caping mendasari cara kerja tritisan yaitu :
        Membentuk bayangan yang menutupi lubang dinding. Melalui tritisan, sinar matahari yang masuk diperkurang kuantitas dan kualitasnya. Tritisan bisa berkedudukan mendatar atau vertical. Kedua-duanya mempunyai alasan. Tergantung sinar mana dan yang bagaimana yang boleh masuk ruangan atau tidak [Lippsmeier, 1994]
        Salah satu fungsi bukaan yang dihadirkan pada bangunan, adalah untuk mendapatkan penerangan alami. Dari usaha ini menimbulkan 2 bagian dari penerangan alami : 
        • Cahaya matahari
        • Sinar matahari.
        Cahaya matahari adalah terang yang dihasilkan dari terang langit.
        Sinar matahari adalah terang yang dihasilkan dari radiasi matahari secara langsung.
        Dalam perencanaan dan perancangan bangunan, diusahakan untuk memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin, sedangkan sinar matahari ini diusahakan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
        Untuk itulah kehadiran tritisan sangat perlu terhadap lubang dinding pada bangunan. Tritisan yang baik harus dapat memenuhi tuntutan tersebut, yaitu memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin dan mencegah sinar matahari yang masuk pada melalui lubang dinding pada bangunan
        Sesuai fungsinya untuk merespons sinar dan cahaya matahari, jenis tritisan digolongkan menurut dua prinsip dasar sebagai berikut [Mangunwijaya, 1997]
        Prinsip Payung atau Perisai (Prinsip Pembayangan), sebagai contoh :
        1. Atap rapat yang lazim diterapkan rumah selasar, galeri, doorloop,dsb
        2. Penjulangan pada cucuran (tritisan)
        3. Kerai, tanda jendela dsb
        4. Vegetasi (bougenvile, tanaman rambatan, hiasan)
        5. Papan atau bidang yang dapat diatur pada poros vertikal (jalusi)
        6. Penggunaan jendela rapat (blinden) dsb
        Prinsip penyaringan cahaya, sebagai contoh melalui : 
        1. penggunaan Kerai
        2. Krepyak (louver,jalousie)
        3. Kisi-kisi, Kerawang (rooster)
        4. Dedaunan tanaman
        5. Pergola
        6. Dinding tabir dengan papan-papan horisontal (horizontal overhang)
        Tritisan memang sangat diperlukan, mengingat fungsi elemen in sangat signifikan dalam memberikan kenyamanan bagi penghuni. Namun seiring dengan perkembangan gaya arsitektur yang semakin beragam, hal ini menyebabkan desain tritisan diciptakan sesuai dengan gaya arsitektur yang dilekatinya.
        Pada kenyataannya beberapa desain tritisan yang dipakai pada rumah yang berkembang saat ini kurang mampu bekerja sesuai dengan fungsinya, sehingga sinar, cahaya matahari dan hujan tidak terespon dengan baik. 
        Sumber : semen tiga roda


        G+

        Post a Comment