Proses Perancangan Arsitektur

1 comments


1. MENGGAGAS PROYEK

Didorong oleh Kebutuhan

Didorong oleh Keinginan (untuk memanfaatkan nilai lahan)

Kadang didahului oleh studi kelayakan (kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan)




2. MELAKUKAN BRIEFING PROYEK

Merupakan perintah dari pemilik proyek/pemberi tugas/klien kepada arsitek berupa:

- Gagasan yang sudah ditentukan secara lengkap dan komprehensif dalam bentuk Program Kebutuhan
- Gagasan yang belum lengkap benar dilengkapi sambil proses perancangan berjalan
- Gagasan yang belum ditentukan ditentukan sambil proses merancang mengalir




3. MEMPROGRAM KEBUTUHAN

- Disusun oleh klien atau dengan bantuan konsultan, berisi:

  Apa yang harus dibangun ?
  Berapa banyak ?
  Berapa besar?

- Persyaratan yang diinginkan, misal:

   Kedekatan ruangan
   Kualitas
   Harga, dsb.

- Lebih baik dibuat secara partisipatif, melibatkan calon pengguna/pemilik



4. MENGANALISA PROGRAM

Menganalisa program ruang yang diminta oleh klien,

Melakukan studi banding proyek dengan fasilitas sejenis,

Menganalisa standar dari literatur dan peraturan.





5. MENGANALISA TAPAK


Menganalisa daya dukung lahan (land carrying capacity) untuk dibangun (iklim, cuaca)

Menganalisa kondisi topografi lahan (kemiringan, arah aliran air permukaan, dsb.)

Menganalisa peta permasalahan (riwayat bencana, konflik, polusi) dan potensi 
(pemandangan, nilai sejarah) yang dimiliki tapak

Menganalisa bangunan dan pohon eksisting pada papak

Menganalisa ketersediaan infrastruktur di sekitar lokasi tapak 
(air bersih, drainase, jaringan listrik, telepon, dsb)

Menganalisa kondisi lalu-lintas keluar/masuk/di sekitar tapak

Memperhatikan berlakunya peraturan bangunan setempat 
(kepadatan, ketinggian bangunan, aturan khusus)

Memperhitungkan ketersediaan dan harga bahan bangunan, 
ketersediaan tukang di lokasi, dsb.




6. MENGONSEP RANCANGAN
Rancangan disusun oleh arsitek melalui proses trial-error

Rancangan biasanya dengan sketsa dan/atau maket

Rancangan dapat merupakan perwujudan dari:

- Solusi pragmatik atas permasalahan desain
- Analogi dari suatu gejala alam
- Kemiripan dengan bangunan lain yang sudah standar / mapan (preseden)
- Pada kasus tertentu perlu melibatkan calon pengguna secara partisipatif




7. MENGGAMBAR PRA-RANCANGAN
Pra-Rancangan merupakan gagasan rancangan menyeluruh, 
komprehensif, belum detail

Pra-Rancangan disajikan dalam gambar 
proyeksi ortogonal, perspektif, dan maket

Pra-Rancangan perlu didiskusikan dengan klien

Pra-Rancangan dimintakan Ijin Prinsip Pembangunan 
kepada Pemerintah Kota/daerah setempat

Pra-Rancangan dikoordinasikan dengan konsultan/tenaga ahli pendukung 
(struktur, mekanikal, elektrikal, dsb)



8. MENGGAMBAR RANCANGAN
Rancangan dilakukan setelah ada persetujuanoleh klien

Rancangan diperinci secara teknis dan ekonomis yang terukur 
dari hasil tahap pra-rancangan/rancangan skematik

Rancangan terkoordinasi dengan konsultan struktur, 
lansekap, mekanikal, elektrikal, dsb.

Rancangan dilakukan dengan perhitungan

Rancangan berupa gambar-gambar teknis 
dan terukur dibuat untuk internal konsultan




9. MENYUSUN DOKUMEN KONSTRUKSI,
GAMBAR KERJA, ATAU DED
(DETAILED ENGENEERING DRAWING)

Digunakan untuk:

Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan kepada Pemerintah Kota/Daerah

Mengadakan Pelelangan guna mendapatkan kontraktor 
dengan harga penawaran paling dapat diterima

Sebagai panduan dalam pembangunan oleh kontraktor, tukang bangunan dsb.

Produk berupa Dokumen Pelelangan pekerjaan arsitektur, interior, 
 struktur mekanikal, elektrikal, pekerjaan lahan dll, yang terdiri atas:

   - Dokumen Gambar Kerja sangat rinci
   - Dokumen Spesifikasi Teknis dan Administrasi rinci
   - Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci





10. MENGAWASI LAPANGAN 
SELAMA KONSTRUKSI

Mengecek kesesuaian pekerjaan kontraktor, tukang 
di lapangan dengan rancangan bangunan

Melakukan koreksi rancangan untuk mengatasi 
persoalan yang baru ditemui di lapangan

Para tukang dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan 
masalah teknis rancangan di lapangan, misalnya dalam rancangan detail









G+

1 comment: