1. Bowermans Nose, Inggris 
        Menurut Wikipedia, Bowerman's Nose adalah susunan batu granit kuno 
yang terletak di Dartmoor, Devon, Inggris. Batu setinggi 6,6 meter ini 
merupakan salah satu ikon Dartmoor. 
       Ada yang mengatakan kalau nama 
Bowerman berasal dari bahasa Celtic, yaitu fawr maen yang berarti 'batu 
besar'. Tetapi ada pula yang berpendapat kalau batu ini dulunya adalah 
seorang pemburu bernama Bowerman. Jika dilihat dari sudut tertentu 
tumpukan batu ini memang tampak seperti sosok manusia dengan hidung 
mencuat. 
       Menurut Atlas Obscura, kisah Bowerman dimulai ketika 
dia mengajak sekawanan anjing miliknya untuk berburu ke dalam hutan. 
Tanpa diduga mereka memasuki daerah kekuasaan para penyihir yang sedang 
melakukan ritual. Tanpa sengaja anjing Bowerman menumpahkan kuali yang 
digunakan para penyihir untuk ritual.
       Kesal
 karena ritual gagal, para penyihir merencanakan upaya balas dendam. 
Salah satu di antara mereka berubah menjadi seekor kelinci, kemudian 
memancing Bowerman yang sedang berburu ke rawa berlumpur. Para penyihir 
yang lain kemudian mengepung Bowerman dan anjing-anjingnya lalu mengutuk
 mereka semua menjadi batu. Bowerman berubah wujud menjadi Bowerman's 
Nose. Sementara itu anjing-anjingnya saat ini masih bisa dilihat di 
situs Hound Tor yang berjarak sekitar satu mil dari Bowerman's Nose.
2. Three Sisters, Australia
        Three Sisters adalah tiga batu lonjong yang berjejer di Jamison Loire, 
Blue Mountains, New South Wales, Australia. Masing-masing batu ini 
memiliki nama, yaitu Meehni (922 meter), Wimlah (918 meter), dan 
Gunnedoo (906 meter). 
       The Three Sisters terbentuk karena 
pengikisan tebing. Walaupun terbentuk dari proses erosi, tetapi warga 
setempat percaya legenda menyebutkan kalau Meehni, Wimlah, dan Gunnedoo 
adalah tiga bersaudara dari suku Katoomba yang dulunya tinggal di 
Jamison. Tiga saudari ini menjalin cinta dengan tiga pemuda dari suku 
suku Nepean yang berselisih dengan Katoomba.
       Cinta terhalang hukum adat, para pemuda itu kemudian menyerang desa 
Katoomba untuk merebut Meehni, Wimlah, dan Gunnedoo hingga terjadi 
perang antar suku. Tiga saudari itu ingin membantu kekasih mereka. 
Kemudian seorang dukun menyihir ketiganya menjadi batu raksasa untuk 
melindungi kekasih mereka dalam peperangan. Tetapi sang dukun tewas 
sebelum sempat mengubah ketiganya menjadi manusia kembali. Jadilah 
Meehni, Wimlah, dan Gunnedoo mengawasi Blue Mountains selamanya, 
meskipun perang antar suku yang memisahkan cinta mereka sudah berakhir.
3. Arca Loro Jonggrang, Sleman - Indonesia
       Arca Loro Jonggrang atau Roro Jonggrang adalah sebuah patung yang berada
 di dalam Candi Siwa di Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di 
Indonesia yang ada di Sleman. Menurut para arkeolog seperti dikutip 
Wikipedia, patung batu bersosok wanita tersebut adalah arca dewi Durga 
Mahisashuramardini. Tetapi legenda setempat menyebutkan kalau patung 
tersebut merupakan perwujudan Putri Roro Jonggrang.
       Menurut 
cerita, Roro Jonggrang yang arti namanya 'gadis ramping' adalah seorang 
putri jelita anak Prabu Boko. Ia dipinang oleh Bandung Bondowoso, 
seorang pangeran dari Kerajaan Pengging yang berseteru dengan Kerajaan 
Boko. Sang putri tak rela menikahi orang yang sudah membunuh ayahnya, 
tetapi tak kuasa menolak karena kerajaannya sudah dikuasai. Ia pun 
meminta seribu candi sebagai syarat pernikahan.
       Bandung Bondowoso mengerahkan pasukan jin untuk membangun seribu candi. 
Setelah 999 candi rampung, Roro Jonggrang meminta para dayang untuk 
menumbuk padi agar para jin mengira hari sudah pagi dan lari ketakutan. 
Mengetahui muslihat sang putri, Bandung Bondowoso mengutuk Roro 
Jonggrang menjadi patung untuk menggenapi candi yang keseribu. 999 Candi
 yang diminta Roro Jonggrang kini dikenal sebagai Candi Sewu, meskipun 
jumlah candi di situs itu sebenarnya hanya ada 249. 
4. Batu Malin Kundang, Sumatera Barat - Indonesia
       Malin Kundang adalah nama sebuah batu yang berada di Pantai Air Manis, 
Padang, Sumatera Barat. Bentuk batu ini menyerupai tubuh manusia yang 
sedang menelungkup seolah sedang meminta pengampunan.
       Konon batu 
ini adalah perwujudan Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu oleh 
ibunya. Alkisah, Malin Kundang yang menjadi kaya raya setelah merantau 
malu mengakui ibu kandungnya yang miskin. Karena kecewa, tak sengaja 
sang ibu mengutuk putranya. Mendadak badai besar datang menerjang kapal 
Malin Kundang dan menghancurkannya. Malin si anak durhaka pun berubah 
menjadi batu dalam sujud penyesalannya. Dan karang-karang di sekitar 
pantai dipercaya merupakan sisa kapalnya yang rusak. 
5. Goa Putri, Sumatera Selatan - Indonesia
        Goa Putri adalah sebuah gua di Sumatera Selatan yang terkenal karena 
keindahan stalaktit dan stalakmit di dalamnya. Gua ini dinamakan Goa 
Putri karena berkaitan dengan cerita rakyat tentang Putri Balian dan Si 
Pahit Lidah. Konon dulunya gua tersebut adalah desa. Di sana mengalir 
Sungai Semuhun, (yang sekarang mengalir di dalam gua dan bermuara di 
sungai Ogan).
       Suatu hari Putri Balian mandi di sana. Lalu 
lewatlah Pangeran Serunting alias Si Pahit Lidah, pengembara sakti yang 
segala ucapannya berubah menjadi sabda. Si Pahit Lidah menyapa sang 
putri tetapi tak dipedulikan. Tanpa sadar ia menggumam, "Sombong sekali 
putri ini, diam saja seperti batu." Ternyata ucapan itu berubah jadi 
kutukan dan Putri Balian berubah menjadi batu.
       Si Pahit Lidah 
lalu meneruskan perjalanannya. Lalu ia sampai di desa tempat tinggal 
Putri Balian. Ia heran mendapati desa yang begitu sepi. "Katanya ini 
desa, tapi tak ada orangnya, seperti gua batu saja," gumam Si Pahit 
Lidah. Lalu desa itu pun berubah jadi gua batu.




Post a Comment