Tritisan
  merupakan bagian dari bangunan atap tambahan yang berdiri sendiri atau
  bisa juga berupa perpanjangan dari atap utama [Sukawi,2008].
Konsep topi atau caping mendasari cara kerja tritisan yaitu :
Membentuk
  bayangan yang menutupi lubang dinding. Melalui tritisan, sinar 
matahari  yang masuk diperkurang kuantitas dan kualitasnya. Tritisan 
bisa  berkedudukan mendatar atau vertical. Kedua-duanya mempunyai 
alasan.  Tergantung sinar mana dan yang bagaimana yang boleh masuk 
ruangan atau  tidak [Lippsmeier, 1994]
Salah
  satu fungsi bukaan yang dihadirkan pada bangunan, adalah untuk  
mendapatkan penerangan alami. Dari usaha ini menimbulkan 2 bagian dari  
penerangan alami : 
- Cahaya matahari
 - Sinar matahari.
 
Cahaya matahari adalah terang yang dihasilkan dari terang langit.
Sinar matahari adalah terang yang dihasilkan dari radiasi matahari secara langsung.
Dalam perencanaan dan perancangan bangunan, diusahakan untuk memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin, sedangkan sinar matahari ini diusahakan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
Untuk
  itulah kehadiran tritisan sangat perlu terhadap lubang dinding pada  
bangunan. Tritisan yang baik harus dapat memenuhi tuntutan tersebut,  
yaitu memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin dan mencegah sinar  
matahari yang masuk pada melalui lubang dinding pada bangunan
Sesuai
  fungsinya untuk merespons sinar dan cahaya matahari, jenis tritisan  
digolongkan menurut dua prinsip dasar sebagai berikut [Mangunwijaya,  
1997]
Prinsip Payung atau Perisai (Prinsip Pembayangan), sebagai contoh :
- Atap rapat yang lazim diterapkan rumah selasar, galeri, doorloop,dsb
 - Penjulangan pada cucuran (tritisan)
 - Kerai, tanda jendela dsb
 - Vegetasi (bougenvile, tanaman rambatan, hiasan)
 - Papan atau bidang yang dapat diatur pada poros vertikal (jalusi)
 - Penggunaan jendela rapat (blinden) dsb
 
Prinsip penyaringan cahaya, sebagai contoh melalui : 
- penggunaan Kerai
 - Krepyak (louver,jalousie)
 - Kisi-kisi, Kerawang (rooster)
 - Dedaunan tanaman
 - Pergola
 - Dinding tabir dengan papan-papan horisontal (horizontal overhang)
 
Tritisan
  memang sangat diperlukan, mengingat fungsi elemen in sangat signifikan
  dalam memberikan kenyamanan bagi penghuni. Namun seiring dengan  
perkembangan gaya arsitektur yang semakin beragam, hal ini menyebabkan  
desain tritisan diciptakan sesuai dengan gaya arsitektur yang  
dilekatinya.
Pada
  kenyataannya beberapa desain tritisan yang dipakai pada rumah yang  
berkembang saat ini kurang mampu bekerja sesuai dengan fungsinya,  
sehingga sinar, cahaya matahari dan hujan tidak terespon dengan baik. 
Sumber : semen tiga roda
Post a Comment